Sapi Kaur Kekayaan Sumberdaya Genetik Provinsi Bengkulu
Kabupaten Kaur memiliki lahan kering (Tegal/kebun, Ladang, dan padang penggembalaan) yang luas yakni sekitar 17.214 Ha (BPS Kabupaten Kaur 2015). Melihat keadaan lahan kering yang relatif luas, maka sangat potensial bagi ketersediaan limbah pertanian, dengan kata lain bahwa Kabupaten Kaur disamping merupakan lumbung pertanian juga merupakan lumbung ternak secara regional. Selanjutnya Badan Pusat Statistik Kabupaten Kaur mencatat, populasi sapi di Kabupaten Kaur setiap tahun terus bertambah. Hasil pendataan yang dilakukan lembaga itu menunjukkan, populasi sapi di Kabupaten Kaur tahun 2015 mencapai 10.100 ekor. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 yang hanya mencapai 6.024 ekor.
Salah satu jenis ternak sapi lokal yang dikenal oleh masyarakat adalah dengan nama sapi Kaur. Sapi kaur merupakan kekayaan sumberdaya genetik ternak (SDG-T) yang perlu dilestarikan dan dimanfaatkan guna menunjang peningkatan produksi ternak. Pengelolaan SDGT-T menjadi tanggungjawab semua pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat luas. Sejauh ini sapi kaur ditemukan pada daerah pesisir pantai, persawahan dan berkembang tanpa ada pemeliharaan. Perbedaan lingkungan hidup tersebut memberikan indikasi bahwa Kabupaten Kaur kaya akan sumberdaya genetik sapi dan diharapkan memberikan penampilan fenotipik yang berbeda, namun perbedaan atau persamaan tersebut belum banyak terungkap atau dilaporkan sehingga perlu dikarakterisasi dan ditetapkan sebagai plasma nutfah sebagai ternak sapi asli milik Kabupaten Kaur.
Sebagai gambaran awal sapi Kaur mempunyai morfologis yang khas, dimana sapi betina mempunyai tanduk yang panjang dan cenderung melengkung ke depan menyerupai sabit dan tidak berpunuk. Sedangkan sapi jantan mempunyai tanduk lebih pendek. Selain itu sapi jantan mempunyai punuk dengan ukuran yang kecil. Sapi jantan dan betina mempunyai glambir. Warna bulu sapi kaur dominan warna putih agak kekuningan, merah bata atau kombinasi warna hitam, putih, bercak hitam keputihan dan merah . Sapi jantan dewasa mempunyai bobot + 400 kg dan betina + 250 kg.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu pada tahun 2016 melalui kegiatan sumberdaya genetik melakukan karakterisasi terhadap sifat-sifat kualitatif dan sifat kuantitatif sapi Kaur. Kegiatan karakteristik sapi Kaur dilakukan dengan berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Provinsi Bengkulu dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kaur. Dalam melakukan karakterisasi sapi Kaur, Tim BPTP yang terdiri dari Ir. Miswarti,MP., Zul Efendi, S.Pt, Harwi Kusnadi, M.Sc dan Erpan Ramon, S.Pt serta didampingi oleh peneliti dari Puslitbangnak/ Balitnak (Ir. Anneke Anggraeni, M.Si, P,hD). Kegiatan diawali penggalian informasi melalui dinas terkait dan karakterisasi berlangsung selama tiga hari dari (20-22 April 2016) yang dilaksanakan dua kecamatan yang banyak populasinya yaitu Desa Rigangan I dan Rigangan II Kecamatan Kelam Tengah dan Desa Selasih dan Jembatan Dua Kecamatan Kaur Selatan Kabupaten Kaur.
Selain melakukan karakterisasi terhadap sifat kualitatif dan kuantitatif, tim juga melakukan penelusuran terhadap sejarah sapi kaur, asal usul dan penyebarannya dan permasalahan yang sering muncul dalam pemeliharaan ternak sapi kaur. Penelusuran dilakukan kepada tokoh masyarakat, dinas dan instansi terkait dan peternak sapi Kaur itu sendiri. Hal ini penting diketahui untuk melengkapi informasi tentang keberadaan dan kedekatan rumpun ternak sapi tersebut.
sumber : BPTP Bengkulu
Post a Comment