MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH POTONG AYAM (RPA)

TUGAS
MANAJEMEN LIMBAH TERNAK
Di Susun oleh :
Nama/NPM                : Benny Andrian                   E1C013057
                                                  Edi Nurandryanto              E1C013064
                                                  Hendra P Kusuma              E1C013049
                                      Dwi Handika                       E1C013043
  Redi Afriansyah                  E1C013053
  Thoman Mariono S             E1C013050
Dosen Pengampu      : Prof. Dr. Ir. Yosi Fenita, M.P
Judul                          :"Pengelolaan Limbah Rumah Potong Ayam"



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016






LEMBAR PENGESAHAN


PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH POTONG AYAM (RPA)


MAKALAH
Sebagai tugas pengganti Ujian Tengah Semester (UTS)
Mata Kuliah Manajamen Limbah Ternak
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu


Disusun Oleh :
Benny Andrian                      E1C013057
Dwi Handika                         E1C013043
                                    Edi Nurandryanto                E1C013064
                                    Hendra P Kusuma                E1C013049
Redi Afriansyah                    E1C013053
Thoman Mariono S               E1C013050


Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Pembimbing Utama



Prof. Dr. Ir. Yosi Fenita, M.P
NIP. 1234567890



Bengkulu
2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala nikmat, rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini sebaik mungkin. Makalah ini berjudul “Pengelolaan Limbah Rumah Potong Ayam. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Manajemen Limbah Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Atas keberhasilan dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan moril dan materil baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini ucapan terimakasih penulis sampaikan khusus kepada :
§  Bunda Prof. Dr. Ir. Yosi Fenita, M.P., selaku pembimbing utama dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan juga orang lain dalam pengembangan dunia peternakan di masa yang akan datang.

Bengkulu,   Oktober 2016



Tim Penulis


DAFTAR ISI

                                                                                                                           Halaman
HALAMAN JUDUL…………..…………………………………………………..i


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini bisnis di bidang perunggasan merupakan salah satu peluang usaha yang sangat diminati oleh masyarakat, kebutuhan daging unggas di masyarakat semakin lama juga semakin meningkat, hal ini disebabkan karena masyarakat beralih mengkonsumsi daging unggas untuk memenuhi kebutuhan protein hewani sebagai akibat dari mahalnya daging sapi. Bidang perunggasan utama yang ada di Indonesia adalah ayam dan entog. Menurut Dirjen PKH (2011), permintaan daging unggas, terutama ayam broiler, telah mencapai 75.000 ton pertahun. Budidaya ayam bisa dibilang telah maju, karena bidang ini telah banyak dipegang oleh industri perunggasan terkemuka. Mulai dari pembibitan, pemeliharaan, pemanenan, hingga produksi menjadi makanan siap saji. Semuanya telah dilakukan secara modern, bahkan untuk memenuhi kebutuhan daging ayam yang ASUH (aman, sehat, utuh, dan halal).
Kini para pelaku industri perunggasan dan pemerintah telah mendirikan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) yaitu tempat khusus dalam melakukan pemotongan unggas hidup dan mengolah menjadi karkas unggas siap konsumsi. Munculnya RPA di setiap daerah menimbulkan masalah baru dan sangat serius, masalah tersebut adalah pencemaran limbah RPA. Limbah tersebut merupakan limbah hasil penyembelihan berupa jeroan dan bulu unggas. Limbah yang dihasilkan hanya dibuang begitu saja, sehingga semakin lama semakin menumpuk dan menimbulkan pencemaran air dan udara di lingkungan RPA. Padahal, limbah RPA merupakan limbah yang masih bernilai tinggi, nutrisi yang terkandung di dalamnya sangat bagus. Kandungan protein yang masih sangat tinggi baik untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak, serta mampu meningkatkan kualitas daging yang dihasilkan.
Sudah menjadi pengetahuan publik bahwa industri peternakan, mulai dari hulu hingga hilir turut menyumbang emisi gas rumah kaca yang merupakan penyebab bagi pemanasan global (global warming). Termasuk ke dalam jenis industri peternakan tersebut adalah proses produksi, distribusi dan pembuangan atau pemusnahan limbah Rumah Potong Ayam (RPA) maupun rumah potong unggas (RPU)/rumah potong ayam (RPA), baik berupa limbah padat maupun cair (Goodland dan Anhang, 2009).
Industri pemotongan ayam di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan perunggasan global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi usaha yang optimal, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk unggas luar negeri. Produk unggas, yakni daging ayam dan telur, dapat menjadi lebih murah sehingga dapat menjangkau lebih luas masyarakat di Indonesia. Namun seiring kemajuan teknologi yang meningkat dan berkembangnya kegiatan industri pemotongan ayam akan membawa dampak positif dan dampak negatif baik bagi lingkungan maupun manusia. Tumbuh pesatnya industri juga berarti makin banyak limbah yang dikeluarkan dan mengakibatkan permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitar. Masalah pencemaran semakin menarik perhatian masyarakat, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya kasus-kasus pencemaran yang terungkap ke permukaan.
Industri pemotongan ayam di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan perunggasan global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi usaha yang optimal, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk unggas luar negeri. Produk unggas, yakni daging ayam dan telur, dapat menjadi lebih murah sehingga dapat menjangkau lebih luas masyarakat di Indonesia. Namun seiring kemajuan teknologi yang meningkat dan berkembangnya kegiatan industri pemotongan ayam akan membawa dampak positif dan dampak negatif baik bagi lingkungan maupun manusia. Tumbuh pesatnya industri juga berarti makin banyak limbah yang dikeluarkan dan mengakibatkan permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitar. Masalah pencemaran semakin menarik perhatian masyarakat, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya kasus-kasus pencemaran yang terungkap ke permukaan.
Masalah pencemaran semakin menarik perhatian masyarakat, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya kasus-kasus pencemaran yang terungkap ke permukaan. Perkembangan industri yang demikian cepat merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas lingkungan. Penanganan masalah pencemaran menjadi sangat penting dilakukan dalam kaitannya dengan pembangunan berwawasan lingkungan terutama harus diimbangi dengan teknologi pengendalian pencemaran yang tepat guna (Haryono, 1997 dalam Miftah Fatmasari, 2010).
Limbah tersebut terdiri dari limbah cair dan padat. Limbah cair tersebut antara lain air bekas cucian ayam, darah ayam, dan sludge (endapan lemak). Sedangkan limbah padat seperti : bangkai ayam, isi perut (hati, ampela, usus), bulu ayam, dan kotoran ayam Melihat fakta di atas, terdapat sebuah peluang dan permasalahan yang kompleks terjadi di lingkungan masyarakat. Pemanfaatan limbah RPA sebagai sumber pakan ternak dinilai sangat menguntungkan, karena pakan yang mudah didapat, melimpah, murah, bernutrisi tinggi dan tidak menimbulkan residu pada telur dan daging ternak, serta mampu mengurangi pencemaran lingkungan.
 Salah satu limbah (by product) yang dihasilkan dari rumah potong ayam (RPA) adalah ceker ayam (shank) dengan jumlah limbah cukup banyak. Data statistik pertanian tahun 2014 yang dilaporkan oleh Suryana (2014) menunjukkan bahwa produksi daging sebanyak 973.000 ton bila berat ayam rata – rata per ekornya 1,1 Kg maka ayam yang dipotong selama tahun 2014 sebanyak 648,67 ekor, jadi ceker yang dihasilkan adalah 1.2907.33 buah.

1.2. Tujuan



  1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Rumah Pemotongan Ayam (RPA)
  2. Mengerahui Apa saja yang dimaksud dengan limbah?
  3. Mengetahui Dampak limbah terhadap lingkungan sekitar?
  4. Mengetahui manajemen limbah hasil Rumah Pemotongan Ayam? Selengkapnya download 

No comments